Minggu, 20 Juni 2010

Bingung seribu kali bingung, berpikir keras apa yg harus dilakukan disaat anak sudah mulai memasuki usia sekolah, sementara usaha yg menjadi sandaran hidup seperti mati suri, perlahan-lahan omzet menurun, keuntungan menurun sementara biaya yg harus dikeluarkan semakin banyak, gaji pegawai, tagihan listrik, telpon, internet, pemeliharaan tak bisa dipangkas. kenaikan tarif dasar listrik yg sudah hampir di depan mata membuat kepala semakin berat saja. what should i do?, segala cara telah dilakukan, usaha baru yg diharapkan menjadi sandaran baru, hanya diawalnya saja terlihat menjanjikan dan pelan-pelan mulai sekarat padahal modal yg dikeluarkan tidaklah sedikit. harga-harga kebutuhan pokok yg merangkak naik, seperti tak mau tahu kesulitan pembelinya. aku merasa benar2 mati langkah, untuk tempat yg kami gunakan untuk usaha adalah milik pribadi jika tidak, tentunya sudah sejak lama kami gulung tikar, uang simpanan mulai menipis dipakai untuk menutupi pengeluaran setiap bulan karena pendapatan yg selalu minus. berkali-kali aku meminta suamiku untuk merumahkan pegawai kami saja, dan menghandle sendiri usaha kami, tapi ia yg telah terbiasa hidup enak dan berleha-leha setiap hari tak pernah mau melakukannya, tinggal aku yg menggerutu dan memutar otak dg keras untuk mencari jalan keluarnya, sementara aku sendiri tak mungkin menghandle semuanya sendirian. setiap hari aku menjadi koki di rumah makan kami yg sederhana. sekaligus menjaga anak mengurus semua pekerjaan rumah tangga, urusan pegawai, urusan keuangan. suamiku tak pernah mau terjun bahkan untuk sekedar menjaga anakku saat bermain atau membantuku memandikannya. oh tuhan semua terasa semakin berat saja, apalagi ibuku mulai sakit-sakitan ia membutuhkan biaya tidak sedikit, aku sedih walau tak sampai frustasi. bila berdiskusi dg suamiku dia malah membuat macam2 rencana untuk dibebankan di pundakku bukan dipundaknya, padahal dialah yg memiliki begitu banyak waktu yg tersia-sia. hanya dihabiskan untuk tidur, makan, browsing dan mengeluarkan uang utk hal2 yg tak perlu padahal keuangan kami begitu menipis. argggh ingin sekali ia kutendang dalam kehidupanku, tapi apakah itu akan menjadi jalan keluarnya?. aku harus tetap bertahan. hidup hanya sementara, mengganti suami tak menjamin aku mendapatkan apa yg kumau dalam hidupku. jika setiap aku bermasalah harus berganti suami, entah berapa banyak suami nantinya yg pernah singgah dihidupku. akhirnya hidupku setiap kali harus mengawali kembali tanpa ada titik akhir. Ya Allah berikanlah aku kekuatan dalam menghadapi setiap cobaan dalam hidupku, berikanlah aku jalan keluar dan berikanlah suamiku hidayahmu, sadarkanlah ia dari kekeliruannya, Amien.